Nasional

Ketua DPRD Sumatera Barat Kritisi Lambannya Proses Pembebasan Tanah Tol Padang-Pekanbaru

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat Supardi. (F: IST)

PADANG (ANEWS) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat Supardi mengkritisi lambannya proses pembebasan tanah tol Padang-Pekanbaru.

Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari 2018 lalu hingga sekarang persoalan tersebut belum tuntas.

Akibatnya, proyek fisik pembangunan ruas Padang-Sicincin segera dihentikan tahun ini.

"Sudah 3 tahun tapi persolan pembebasan tanah tidak juga selesai. Ini masalah serius," kata Supardi yang dihubungi Kamis (11/3/2021) seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Supardi mengatakan Pemprov Sumbar sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat harusnya bisa menyelesaikan secara cepat, seperti yang dilakukan Pemprov Riau.

Untuk wilayah Riau, menurut Supardi tidak terdengar ada persoalan pembebasan tanah yang bertahun-tahun.

Supardi mengakui persoalan pembebasan tanah tersebut terkendala karena harga tanah yang dinilai masyarakat sangat rendah.

"Ini adalah tugas Pemprov menyelesaikannya. Proyek strategis nasional ini harus tetap lanjut," kata Supardi.

Sebelumnya diberitakan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat segera memanggil gubernur dan pihak terkait sekaitan dengan lambannya proses pembangunan tol Padang-Pekanbaru akibat pembebasan lahan.

Akibat persoalan pembebasan lahan itu, pembangunan fisik ruas Padang-Sicincin dihentikan sementara.

Penghentian sementara itu mendapat perhatian dari anggota DPR RI Komisi V Bidang Infrastruktur dan Transportasi asal Sumbar, Athari Gauthi Ardi.

Athari Gauthi Ardi meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman segera menuntaskan proses pembebasan lahan tol Padang-Pekanbaru, ruas Padang-Sicincin.

Sementara Project Director Jalan Tol Padang-Sicincin PT Hutama Karya, Marthen Robert Singal menegaskan, pihaknya tetap melanjutkan pengerjaan jalan tol pada lahan yang sudah dibebaskan sebelumnya.

"Hutama Karya bukan menghentikan pembangunan, tapi hanya akan mengerjakan pada lahan yang sudah dibebaskan. Jika tersedia kelebihan sumber daya, maka akan dilakukan refocusing ke ruas lain yang lebih siap lahannya,” kata Marthen.

Sementara lahan di ruas Padang-Sicincin belum bebas sehingga hampir dipastikan proyek itu akan dialihkan ke ruas lain. (*)



Tulis Komentar