Tiga Vilar Filsafat Ilmu
Oleh : Masud HMN
Ruang lingkup filsafat yang mesti dipahami ada tiga hal. Hal itu sering dikatakan vilar ilmu filsafat yaitu Ontolgis, epistomologis dan axiologis. Hal tersebut yang pertama ontolgis terkait dengan masaalah atau topik dan kedua epistomologi terkait dengan metode dan ketiga berhubungan dengan nilai manfaat.
Hubungan terkait tiga konsep dimaksud menjadikan ilmu sulit berpisah dari filsafat. Ilmu menjadi mumpuni jika jalan seiring bersama filsafat, Mempelajari ilmu harus juga mengkaji filsfat.
Konsep ontologis berkenaan dengan topik atau permasalahan. Misalnya ketika bicara soal kambing dalam permasalahan ilmu biologi ia adalah binatang. Tetapi dalam ilmu bisnis, kambing yang diartikan binatang itu menjadi soal ekonomi.
Permasalahan ontologis inilah yang dipelajari oleh Plato bangsa Yunani kuno yang hidup sebelum masehi, Apa masalah yang dicari.
Demikian juga halnya dalam epitomolgis berkaitan dengan metode. Cara apa yang dipergunakan dalam menetapkam permasalahan. Dengan lain perkataan cara yang dipergunakan dalam permasalahan di atas, yaitu tiap ilmu ada metodenya.
Yang ketiga adalah masalah axiologis (manfaatnya) apa. Sesuatu itu menurut Emanuel Khan sarjana barat itu sesuatu ada nilainya. Kebenaran yang tak bernilai identik tidak benar.
Bagi orang yang mau mendalami ilmu filsafat hal demikian mesti dipahami dengan jelas. Agar jangan sampai filsafat sebagai ilmu yang bias. Tiada menentu sampai tentu ujung pangkalnya secara pasti.
Dalam buku yang berjudul Filsafat ilmu sebuah kajian pengantar, oleh Jujun S. Sumantri terbitan Sinar Harapan tahun l985, dinyatakan ketiga konsep itu memenuhi tiga cara berpikir. Pertama, berpikir spesifik. Kedua berpikir komprehensip dan berpikir spekulatif. Kajian dimaksud sebagai landasan berfikir filsafat.
Dalam landasan itu kelihatanlah cara berpikir filsafat dan sekaligus berpikir ilmu ilmiah. Artinya berfikir ilmu berbeda dengan filsafat dengan kesimpulan berpikir ilmu mesti termasuk berpikir filsatat. Tetapi berfilsafat berbeda dengan berpikir ilmu.
Ketidaksamaannya karena spekulatif berpikir ada dalam filsafat dan dalam ilmu menjauhkan berpikir spekulatif. Hanya yang jelas saja dan logis saja. Lain dari itu tidak.
Hal inilah membuat ilmu itu berhenti pada satu titik tertentu. Stop atau berhenti pada satu titik dan atau teori tertentu. Menjadi tidak berkembang.
Fungsi filsafat mendorong ilmu untuk bekerja mencari terus temuan baru. Adanya yang ditemukan ilmu jangan membawa llmu mau stop tidak berkelanjutan. Maka ilmu bisa berhenti jika tidak ada filsafat.
Kembali tiga pokok vilar ilmu ontologis, epitomologis dan axiologis menfungsikan bahwa filsafat itu kebenaran yang bermanfaat. Bukan kebenaran yang hanya kebenaran logika, kebenaran sains saja.
Oleh karena demikian harapannya marilah kita mengembangkan ilmu dengan ilmu untuk sebesar-besar manfaat bagi semua. Islam berkemajuan, Semoga!
Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.
Tulis Komentar