Opini

Soko Guru

Oleh: Masud HMN 

Bagi warga Provinsi Riau Kuantan Singingi khususnya konsep soko guru problem lokal sebagai problematik masih ada. Perlu kita pahami dan ketahui, soko guru dalam pendekatan lokal.

Apa yang akan disumbangkan ke daerahnya, bagi mereka yang sedang merantau? Masih adakah yang dapat disampaikan dan berguna, dengan keberadaan orsinil pembangunan daerah masa kini?

Sebuah keperluan sekarang di mana semua kita harus bekerja sama dapat bersinergi. Kapan dan di mana serta siapa pelaksana utamanya, agaknya inilah yang mendesak.

Pangkal kaji  terletak pada isitilah soko guru ditulis nenek moyang kita dalam  tambo. Dihapalkan turun temurun via tambo. Hal itu kontinu dari mamak ke kemenakan dan seterusnya bagaikan hikayat yang tak akan habis dan sengketa masalah tak berkesudahan. Masalahnya terdiri  dari empat  poin yaitu: Pertama, bertani dan barumo yang pokok masalah di bidang pertanian. Perkebunan tanaman keras, buah buahan, tanaman laut dan seterusnya. Sudahkah ini tergarap?

Kedua, masalah perdagangan dan ekonomi misalnya import, transaksi bank dan pasar uang dan barang, berapa besaran uang yang beredar di sini.

Ketiga, poin yang juga berkaitan dengan pertambangan, pendulangan (mining) seperti logam, emas, minyak bumi, dan sebagainya. Bagaimana dengan pertambangan dan pendulangan emas di Kuansing.

Keempat, adalah masalah keluarga, pernikahan. Bersemen dari suku kesuku yang satu bersemenanda dari bangsa satu ke bangsa pada bangsa lainya. Apakah ini sudah baik dan berjalan seperti yang diharapkan, tuntas permasalahannya.
 
Semua ini merupakan persoalan yang dinamakan soko guru dari nenek moyang kita yang beragam. Hingga kini poin itu harus dicernakan secara intelektual dan program penataannya. Berkaitan masalahnya dan penting bagi kita dari segi manfaat serta relevansi.
 
Bagi orang Kuansing perlu menjadi perhatian juga. Umpamnya dalam hal mana yang menjadi prioritas, dan mana  yang hanya harus dipelajari. Jangan pula orang Kuansing tidak belajar serta paham ilmu teknologi , seperti itu letter of credit (LC); Tak paham  persoalan yang aktual.

Dalam bidang pertanian masa klassik bertani dan barumo. Bertani lebih kepada tanaman di sawah  misalnya padi dan segala jenis variasinya. Barumo lebih beroritasi kepada pengelolahan tanah dan  besaran ladang tanah tegalan.

Selain demikian yang harus dijawab adalah apa yang masih kurang dan apa yang sedang perlu dan akan dikerjakan. Jawabanya pada Pemerintah Daerah Kabupaten. Infra struktur apakah sudah okey dan reforamsi pemerintah sudah berjalan baik.

Simpulan ini menjadikan soko guru atau hikayat dan segketa yang tidak sudah di atas terjawab baik, kita terus bekerja apa yang menjadi prioritas tersebut berpijak pada peroalan soko guru orsinil, mana yang belum kita laksanakan bertahap.

Tiada  ba bi bu, kita dapat berjalan sesuai mananjemen orang di rantau yang dapat memberikan kontribusinya yang maksimal karena program yang sudah transparan dan modern. Pemerintah Daerah  dapat menjadikan model ini menjadi sebuah pegangan.

Masalah soko guru yang kita sebut di atas tadi terdapat empat masalah, bertani barumo, berniaga, pertambangan dan masalah kekeluargaan perkawinan dan perkauman adalah masalah bersama. Orisinil dan soko guru lokal Orang Kuansing yang ada di luar daerah menjadi concern dan memahami hal ini. 

Akhirnya dengan menjalankan tema bersamo kito maju Kuansing akan bergerak lebih nyata dan baik. Di segala bidang. Tiada merasa pintar sepihak yang istilah orang-orang rantau atau orang daerah, yang pintar itu semua orang Kuansing yang ikut berpartisipasi pada derahnya. Semoga!

 
Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta
 



Tulis Komentar