Pendidikan

Prodi Teknik Lingkungan UNRI Berikan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik di Ponpes Syekh Burhanuddin Kuntu

Foto Bersama TIM PKM dengan Santri dan Pengurus Pondok Pesantren Syekh Burhanuddin Kuntu, Sabtu (19/11/2022) . (F:ist-Anews)

KAMPAR (ANews) - Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Riau, memberikan pelatihan pengolahan sampah organik kepada sejumlah santri di Pondok Pesantren Syekh Burhanuddin Kuntu di Desa Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Sabtu (19/11/2022) lalu.  

Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk program pengabdian kepada masyarakat. Program ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan, dan kewirausahaan pengolahan sampah organik yang selama ini tidak dimanfaatkan, digunakan sebagai media untuk pertumbuhan maggot Black Soldier Fly (BSF) yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak seperti ikan dan unggas. 

Adapun tim pelaksana kegiatan pengabdian dari Prodi Teknik Lingkungan UNRI ini diketuai oleh Dr. David Andrio dan beranggotakan Aryo Sasmita ST. MT., Shinta Elystia ST. M.Si, Jecky Asmura ST. MT., Muhammad Reza ST. M.Sc. serta Gunadi Priyambada ST. MT.

Sementara dari pihak Ponpes dihadiri Buya Ahmad Qusyairi S.Pd. yang bertindak selaku Ketua Ulya Ponpes Syekh Burhanuddin Kuntu dan 18 orang santri yang ikut dalam pelatihan ini.

Menurut keterangan Dr. David Andrio selaku ketua tim, pelatihan ini diberikan dengan melihat semakin bertambahnya jumlah santri setiap tahunnya yang tentu menyebabkan semakin banyak sampah di lingkungan pesantren. 

"Sampah hanya dikumpulkan di satu tempat lalu dibakar. Pengelolaan sampah yang tidak baik menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan terhadap para santri," ungkap David Andrio.

Oleh kerena itu menurutnya, kegiatan pengabdian sangat penting dilakukan, maggot BSF mampu mengkonsumsi sisa makanan dan berbagai jenis limbah organik lainnya. 

"Diharapkan dengan pengabdian ini dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan bagi para santri dan tenaga pendidik Pondok Pesantren Syekh Burhanuddin Kuntun dalam mengolah sampah organik menggunakan Maggot BSF dan menjadi icon pondok pesantren yang peduli lingkungan," imbuh David. 

Dia juga menambahkan, kegiatan ini juga mampu meningkatkan pendapatan santri dari kegiatan wirausaha budidaya maggot tersebut.

"Capaian dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan santri tentang penerapan iptek melalui pembekalan dan pelatihan mengenai teknologi pemanfaat maggot BSF untuk mengolah sampah organik sebagai alternatif pakan ternak,"jelas David.

Hal tersebut terangnya dimulai dari identifikasi masalah bersama dengan para santri, diskusi dan pemberian solusi serta pelatihan budidaya maggot dengan secara interaktif dengan melibatkan teori dan praktek bersamaan agar lebih mudah difahami oleh peserta. 

Di akhir kegiatan, kata David, para peserta dibekali dua set wadah budidaya yang berisi baby maggot dan media hidupnya. 

"Dengan harapan para santri bisa langsung mempraktekan dengan memberi sampah dapur atau sisa makanan," tutup David. (rls/**)
 



Tulis Komentar