Aliansi Militer Filipina-Amerika Serikat
Oleh: Hasrul Sani Siregar, MA
Baru baru ini telah terbentuk aliansi milter antara Amerika Serikat dan Filipina sebagai upaya meredam dominasi milter Cina di Laut Cina Selatan (LCS). Terbentuknya aliansi militer ini juga sebagai antisipasi konflik Filipina dan Cina khususnya di LCS. Kekalahan Cina dalam sengketa wilayah dengan Filipina di LCS yang telah diputus oleh Mahkamah Arbitrase Internasional, tidak membuat Cina tunduk dengan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut. Klaim Filipina atas sebagian wilayah LCS yang disengketakan dengan Cina membuahkan hasil dengan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (Permanent Court of Arbitration) yang berkedudukan di Belanda. Filipina memenangkan klaim atas Cina dengan objek sengketa wilayah di LCS yang disengketakan oleh kedua negara.
Sebagai negara yang juga mengklaim LCS sebagai miliknya, Filipina bersengketa dengan Cina dalam hal kepemilikan yang sah atas wilayah tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) dalam putusannya di Belanda telah memenangkan Filipina atas sebagian wilayah di LCS yang bersengketa dengan Cina. Sejak beberapa tahun yang lalu, Filipina dan Cina sering berkonflik terhadap wilayah tersebut. Hasil keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut sedikit membuat Filipina senang dengan apa yang diputuskan oleh Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional telah menggelar persidangan sengketa LCS. Pengadilan menyebut Cina tidak memiliki bukti sebagai pemilik eksklusif atas wilayah perairan serta sumber daya alam di kawasan LCS. Cina tidak terima dan menganggap bahwa putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut batal demi hukum.
Tidak hanya Filipina saja, Cina mengatakan hampir semua bagian di LCS, termasuk terumbu karang dan kepulauan disekitarnya telah diklaim oleh beberapa negara seperti Taiwan, Vietnam, Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Dan menurut Cina, putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tidak akan mempengaruhi kedaulatan teritorial serta hak berlayar Cina di LCS. Sebagai negara yang juga mengklaim Laut Cina Selatan sebagai miliknya, Filipina bersengketa dengan Cina dalam hal kepemilikan yang sah atas wilayah tersebut. Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) dalam putusannya di Belanda telah memenangkan Filipina atas sebagian wilayah di Laut Cina Selatan yang bersengketa dengan Cina. Sejak beberapa tahun yang lalu, Filipina dan Cina sering berkonflik terhadap wilayah tersebut. Hasil keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut sedikit membuat Filipina senang dengan apa yang diputuskan oleh Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut.
Mahkamah Arbitrase Internasional telah menggelar persidangan sengketa Laut Cina Selatan. Filipina menang dalam kasus ini. Pengadilan menyebut Cina tidak memiliki bukti sebagai pemilik eksklusif atas wilayah perairan serta sumber daya alam di kawasan LCS. Cina tidak terima dan menganggap bahwa putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tersebut batal demi hukum. Tidak hanya Filipina saja, Cina mengatakan hampir semua bagian dari Laut Cina Selatan, termasuk terumbu karang dan kepulauan disekitarnya telah diklaim oleh negara-negara lain seperti Taiwan, Vietnam, Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Dan menurut Cina, putusan Mahkamah Arbitrase Internasional tidak akan mempengaruhi kedaulatan teritorial serta hak berlayar Cina di LCS.
Cina berupaya bermanuver dengan membuat kerjasama atau aliansi militer dengan Rusia untuk mengadakan latihan dan kerjasama militer bersama di perairan LCS. Oleh sebab itu pulalah Filipina menjalin kerjasama militer dengan Amerika Serikat dalam bentuk latihan militer bersama yang tujuannya adalah meredam dan antisipasi terhadap kekuatan militer Cina di Laut Cina Selatan (LCS). Amerika Serikat tidak saja melakukan kerjasama militer dengan Filipina, juga dengan Jepang yang praktis membuat Cina mencari dukungan dalam memperkuat pertahanannya.
Dalam perkembangan konflik di LCS saat ini, keberadaan dan posisi Cina umumnya dibawah bayang-bayang Amerika Serikat. Amerika Serikat juga menempatkan pangkalan militernya di Darwin Australia yang tujuannya adalah memantau pergerakan militer Cina di perairan LCS. Walaupun Amerika Serikat tidak mengklaim wilayah di LCS tersebut, namun Amerika Serikat memiliki kepentingan di kawasan LCS yang merupakan kawasan dan jalur perdagangan internasional di kawasan Asia Pasifik yang harus bebas dari kepentingan politik dan keamanan dari negara manapun.
Penulis adalah alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS UKM, Malaysia.
Tulis Komentar