Daerah

Gawat, Permukaan Sumur Semburan Gas Makin Membesar

Saat ini sumur gas yang ada di belakang Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School (IBS) II Tenayanraya ini diameternya mencapai enam meter.

Pekanbaru (ANews)-Memasuki hari keempat, pasca semburan pertama, Kamis (4/2/2021) yang lalu, sumur yang mengeluarkan gas dan lumpur diameternya makin membesar. Saat ini sumur gas yang ada di belakang Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School (IBS) II Tenayanraya ini diameternya mencapai enam meter.

Dikatakan Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman diperkirakan mencapai enam meter. Akan tetapi, jika dilihat dari atas kelihatan kecil, karena tertutup meterial lumpur yang tingginya mencapai lebih dari dua meter.

"Kondisi sekarang kandungan gas sudah tidak berbahaya. Namun kita tetap harus waspada karena kadang ada kadang tidak," ujarnya, Ahad (07/02/21).

Dikatakan Indra, sejauh ini intensitas semburan lumpur telah berkurang dibandingkan sehari belakangan. Bahkan tinggi semburan juga berkurang.

"Kita lihat dalam dua hingga tiga hari kedepan, jika semburan semakin kecil dan kondisi memungkinkan tim akan akan mulai untuk memasukkan alat dan melakukan penutupan. Nanti rencana akan kita tutup dengan balok-balok yang dicor," sebutnya.

Dikatakan Indra, jauh hari masyarakat sudah diimbau untuk tidak melakukan pengeboran. Terutama di wilayah Tenayan Raya yang berada di dalam cekungan. Sementara untuk mendapatkan air di batasan 100 meter juga belum tentu bisa didapatkan. 'Dari sini sampai Melebung tidak seperti ini semua. Jadi kita sarankan agar masyarakat tidak mengambil langkah pengeboran untuk mencari air," tambahnya lagi.

Hasil teori ekologi, data menunjukkan bahwa sering terjadi keluarnya gas dari penggalian sumur. Untuk Kecamatan Tenayan Raya menurutnya bukanlah merupakan wilayah potensi gas. Lantaran gas di wilayah ini adalah gas rawa.

"Kalau gas rawa dapat ditemui di 100 meter namun jika untuk gas nitrogen yang digunakan untuk industri ditemui di 200 meter lebih. Kalau gas rawa tidak bisa dikelola sebab biasanya dalam 3 hari sudah berhenti menyembur," tegasnya.

Gubri Intruksikan BPPD dan ESDM Turunkan Tim

Saat meninjau lokasi semburan gas dan lumpur di kawasan Ponpes IBS II Tenayanraya Pekanbaru, Ahad (7/2/2021), Gubernur Riau Syamsuar mengatakan telah melakukan pemantauan dari awal saat fenomena alam ini terjadi.

Gubri juga telah menginstruksikan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya mengatasi semburan gas dan lumpur yang saat ini masih terjadi. 

"Tadi saya dapat laporan walaupun intensitasnya (semburan) sudah berkurang. Saya sudah menugaskan Kepala Dinas ESDM dan BPBD Riau bersama pihak terkait agar segera melakukan tindakan-tindakan untuk menangani semburan gas dan lumpur ini hingga ke tahapan menutup sumur bor," paparnya.

Disamping itu, Gubri meminta masyarakat sekitar khususnya santri dan pengelola Ponpes IBS II Tenayanraya untuk bersabar atas peristiwa alam tersebut. 

"Kami berharap pihak pondok dan santri untuk dapat bersabar atas cobaan ini. Semoga Allah memudahkan usaha kita semua," ungkapnya. 

Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau melakukan rapat koordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Ahad (7/2/2021) terkait penanganan semburan gas di lokasi Pondok Pesantren Al-Ihsan Boarding School IBS II Tenayanraya.

Rapat juga dihadiri instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabag OPS Polresta Pekanbaru, Kapolsek Tenayan Raya, Koramil 0450 Tenayan Raya dan Camat Tenayanraya.

Bertempat di sebuah tenda khusus yang tak jauh dari lokasi, rapat koordinasi berlangsung dari pagi hingga siang. 

Haryanto dari SKK Migas menyampaikan bahwa dari data sistemik di lokasi pesantren memang ditemukan lapisan gas dan minyak. "Sesuai data disini, memang ditemukan lapisan gas dan minyak,"tuturnya. 

Sementara Kadis ESDM Provinsi Riau Indra Agus Lukman mengatakan terkait semburan yang masih ada ia meminta SKK Migas untuk dapat memantaunya. Pekerjaan ini juga dibantu oleh perusahaan Energy Mega Persada (EMP) Bentu Ltd yang memantau monitor aktifitas semburan gas.

"Dikarenakan EMP memiliki peralatan dan bahan yang lengkap untuk menutup ini kami meminta bantu ke EMP melalui Area Manager pak Yoyok untuk membantu menindak lanjuti,"ujarnya.

Yoyok pun menyampaikan bahwa dari pentauan di lapangan untuk sementara ini belum bisa menutup lubang semburan karena aktivitas semburan masih tinggi. "Tapi kami akan tetap terus memonitor kondisi semburan,"jelas Yoyok.

Untuk keterangan dari BNPB Pekanbaru, Jim G dalam menjelaskan informasi semburan gas ini ke publik diharapkan satu pintu dan ditunjuk orang yang dipercaya dan bisa menjelaskan informasi dengan benar kepada publik. "Kami mengharapkan pihak yang menyampaikan informasi adalah dari ESDM Provinsi Riau sebagai sumber berita," terangnya.

BNPB juga menghimbau kepada msyarakat untuk berperan aktif dalam memantau situasi di lapangan. "Kita harap kepada RTRW setempat dan kelurahan untuk turut memantau situasi meskipun dari jarak yang jauh,"imbuhnya.

Dari keterangan Camat Tenayan Raya, Indah Vidiya Astin di wilayah Tuah Negri ini memang rawan bancana yakni longsor karena pengerukan tanah Batu Bata. "Dengan semburan Gas ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi namun 1 hari bisa teratasi," ucapnya.

Lebih lanjut Camat mengatakan berkaitan dengan kasus semburan gas ini semua sepakat informasi satu pintu dapat dilakukan. "Supaya informasi ke publik tidak simpang siur,"jelasnya.(RDH/JAF/RNM)



Tulis Komentar