Serial Para Penjemput Hidayah Bagian ke 2 - Selesai

Pangeran Sulaiman Bin Sahruddin: Warga Negara Indonesia, Hijrah ke Malaysia, Bekerja di Jepang, Memiliki Istri Orang Filipina

Eyan beserta keluarganya. (F:ist-ANews)

Oleh : Suzanna Hadi Ma’rifat

Pangeran Sulaiman bin Sahruddin merupakan anak ke 3 dari 6 orang bersaudara dari ayah dan ibu berasal dari Kotanopan, sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.

Lahir pada tanggal 5 September 1975, sampai usia 10 tahun, Eyan, demikian nama kecilnya tumbuh dan sekolah di tanah kelahirannya di Kotanopan.

Suatu hari, seorang pria yang tidak dikenalnya tiba-tiba berkata kepada Eyan kecil, bahwa kelak setelah dewasa dia akan mendapatkan istri seorang perempuan yang bukan Warga Negara Indonesia. Pria itu tidak mengatakan dari negara mana calon istri masa depannya tersebut.

Waktu berlalu, Eyan tidak terlalu memikirkan perkataan pria asing tersebut, namun dalam hati kecilnya, Eyan memang sangat terobsesi untuk memiliki pendamping hidup dari negara lain.

Naik ke kelas 5 Sekolah Dasar, kedua orang tuanya hijrah ke Malaysia dengan memboyong Eyan beserta ke 5 saudaranya. Mereka memilih kota Ipoh di Perak sebagai tempat tinggal selama di Malaysia.

Hingga 13 tahun kemudian, saat berusia 23 tahun, Eyan berangkat ke Jepang untuk mencari pekerjaan mengikuti Om dan adik serta beberapa orang dari marga Nakamura yang telah terlebih dahulu berada di Jepang.

Setelah merasa mapan dengan kehidupan ekonomi di Jepang, Eyan merasa telah mampu untuk membangun keluarga sendiri  dan memberi nafkah istri dan anak-anaknya kelak.

Atas jasa baiknya Ade, adiknya, Eyan diperkenalkan dengan seorang gadis bernama Sally Grace Neri yang mereka temui pada suatu tempat pertemuan anak-anak muda. Begitu melihat Sally, dalam hati Eyan langsung berkata bahwa perempuan ini kelak yang akan menjadi istrinya.

Sally Grace Neri

Tidak perlu waktu lama bagi Eyan dan Sally untuk saling mengenal, setelah merasa cocok satu dengan yang lain,  Eyan mengajak Sally untuk menghalalkan hubungan mereka, Sally setuju.

Sally merupakan seorang non muslim berasal dari Davao city,  Filipina. Sebelum ijab kabul di laksanakan, Sally kemudian diislamkan terlebih dahulu. Prosesi pengislaman di lakukan di Masjid Kobe oleh Imam Masjid Kobe yang berasal dari Filipina. Masjid ini terletak di distrik Kitano di Kobe, Precture Hyogo, Jepang.

Setelah menjadi mualaf, nama gadis kelahiran tanggal 21 Januari 1978 ini kemudian diganti menjadi nama yang lebih islami yaitu Siti Analyn Abdullah, dengan nama panggilan Siti.

Tahun-tahun berlalu, mereka diberi karunia oleh Allah dengan kelahiran seorang putri cantik yang mereka beri nama Sakura Jamila.

Pada usia ketiga tahun pernikahannya, Eyan harus kehilangan Sally. Sally meninggal disebabkan oleh kecelakaan di tempat kerja. Peristiwa tragis itu terjadi pada tanggal 25 September 2006 bertepatan dengan tanggal 2 Ramadhan 1427 hijriyah. Saat Sakura, putri mereka masih berusia 1.5 tahun.

Sally kemudia dimakamkan di kota Ipoh, ibu kota negara bagian Perak, Malaysia sesuai dengan rencana almarhumah semasa hidup, bahwa kelak mereka akan menghabiskan masa tua bersama dengan menetap selamanya di Malaysia. 

Setelah Sally wafat, Eyan hidup hanya berdua dengan Sakura. Sesaat Eyan berpikir untuk mencarikan ibu sambung bagi Sakura. Bayi yang masih berusia 1.5 tahun itu memerlukan figur seorang ibu untuk menenemani hari-harinya karena Eyan harus mencari nafkah untuk melanjutkan hidup mereka.

Kriteria yang ditetapkan oleh Eyan, sang calon ibu sambung harus sama-sama orang Filipina agar Sakura dapat melanjutkan hubungan kekeluargaan dengan keluarga ibu kandungnya.

Perlu waktu beberapa tahun bagi Eyan untuk menemukan perempuan yang dirasa pas tidak hanya bagi dirinya, namun yang lebih penting harus dapat menerima kehadiran Sakura di dalam hidup sang calon istri, menyayangi dan mencintai Sakura seperti anak sendiri sama dengan cinta dan sayangnya kepada anak-anak yang akan dilahirkannya kelak.

Pertemuan Eyan dengan Rhia Reyes Chavez memang sudah digariskan oleh Allah Subhanahu Wataala, sehingga tidak perlu waktu lama, untuk menunjukkan keseriusannya, Eyan terbang ke Manila bersama putri tunggalnya dan melamar Rhia kepada keluarganya untuk menjadi ibu sambung bagi Sakura.

Eyan dan Rhia Reyes Chavez 

Saat ini telah 14 tahun usia pernikahan mereka, kebahagiaan keluarga kecil ini dilengkapi dengan kehadiran 2 orang adik-adik yang cantik bagi Sakura.

Sesaat Eyan kembali teringat dengan perkataan pria asing yang di temuinya ketika masih kecil tersebut. Seperti tidak percaya, namun ternyata dalam dua kali pernikahannya, jodoh yang di beri oleh Allah Subhanahu Wataala dua-duanya orang asing. Keduanya berasal dari keluarga non muslim dan keduanya menjadi mualaf sebelum mereka sah sebagai suami istri.

Dari manapun mereka berasal, yang paling utama bagi Eyan, istrinya harus seiman agar tujuan dari hidup di dunia jelas arahnya, bersama-sama di dunia, insyaa Allah bersama-sama pula di Yaumil Akhir kelak.

Untuk itu, setelah Rhia menjadi istri sholehah, Eyan meminta Rhia untuk melakukan hal sama kepada ketiga putri mereka, mengajarkan mereka mengaji, sholat dan berpuasa agar kelak mereka menjadi anak-anak yang sholehah seperti ibu mereka.

Segenap Pengurus Masjid Mihara Jepang (MMJ) Mengucapkan “Selamat Menyambut Hari Raya Idhul Fitri, 1 Syawal 1443 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin”.

Masjid Mihara Jepang menerima pembayaran zakat fitrah, silahkan hubungi nomor kontak yang tertera di bawah atau datang langsung ke masjid.

Tim Divisi Kominfo Mesjid Mihara Jepang (MMJ). Alamat : Kode pos 729-2251, Hiroshima Ken, Mihara Shi, Saizaki Kumaki 13-24, Japan. Nomor tilp.: +8190-8600-9408; email: [email protected]; FB: Mihara Masjid; Rekening: Japan Post Bank: Mihara Mosque Kyokai No. 15140-51154331 (JPY); BNI No. (009) 9055-66218 (IDR) an: Tarmizi Muhammad Umar


 



Tulis Komentar