Opini

Indonesia Era Orde Baru: Sebuah Catatan

Oleh: Masud HMN

Menghubungkan peristiwa Kelompok Pemuda Sadar Pekanbaru Riau dengan Indonesia Orde Baru pada 29 tahuh lalu saling berkaitan dan menarik. Catatannya yaitu, yang  mana  harus dikoreksi dan dipelajari.

Inilah sebab mengapa Universitas Indonesia (UI) Salemba Jakarta agaknya bersedih karena lebel UI adalah kampus Orde Baru, yang dipampang di Salemba. Mereka menamakan kampus Salemba UI adalah kampus Ode Baru. label ini seharusnya diturunkan dan dibuang jauh.

Sayang amat memang, kalau kemudian setelah tahun 1966 dan menjelang tahun l974 UI Salemba tidak menjadi tempat kebanggaan lagi. Bahkan tulisan bersejarah yaitu kampus Orde Baru tidak ada lagi, alias dirobohkan. Lantaran  cita-cita UI sebagai kampus Orde Baru  senafas sebagai kampus perjuangan Indonesia yang maju.

Sehingga mengimplementasikan idealisme angkatan enam-enam. Untuk turunkan harga, dan lain lain sebagainya sebagai tiada lagi, Lantaran idealisme seperti tuntunan rakyat, jauh panggang dari pada api.

Latar belakang sejarah tersebut merupakan sebagai asal muasaal Kelompok Pemuda Sadar Pekanbaru Januari l975. Para pencetusnya dan  yang juga ikut menandatangani adalah (alm) Azri Bujang yang saat itu sebagai Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa (HMI) Pekanbaru, Awaluddin dari Pelajar Islam Indonesia (PII) dan (alm) Dawys Tmysa yang juga dar PII dan saya sendiri Masud HMN Wakil Ketua Wilayah PII.

Setelah memantau situasi Pusat Jakarta dan Riau kemudain mengeluarkan pernyataan yang isinya antara lain: Turunkan SPP uang  sumbangan pendidikan dan berantas nepotisme (sistem kekeluargaan) serta fungsikan pengawasan.

Pernyataan disampaikan oleh mereka yang namanya disebutkan di atas. Pernyataan inipun diterima dan disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat DPRD Provinsi Riau. Di DPRD Provinsi pernyataan tersebut diterima oleh Teja Djauhari Mayor AD yang pada waktu tersebut menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat,  pada tanggal 19 Januari l975. Sedangkan esok harinya tanggal 20 Januari l975, pernyataan ini diantarkan ke Kantor Wilayah Pendidikan Riau yang diterima oleh Wakli Kepala Wilayah Penddikan Riau Abdul Jalil.

Diluar dugaan, kemudain  kami berempat dijemput oleh Laksusda Pekanbaru selaku Panglima Ketertiban Pangkopktib. Kami ditahan  karena dianggap telah melakukan aksi demontrasi. Akibat dari anggapan itu, Panglima meminta kami untuk segera masuk mobil tahanan tanpa ada debat sama sekali. Sehingga kamipun ditahan Komkmbtip Pekanbaru pada tanggal 20 Januari l975 selama 57 hari.

Peristiwa penahanan kami ini disiarkan oleh Kantor Berita Antara Riau, Pekanbaru pada 21 Januari l975. Wartawannya pun ikut hadir menyaksikan kejadian tersebut.

Sementara itu situasi Jakarta dimana ada kelompok yang dinamakan kelompok Malari. Kelompok ini diidentikkan sebagai subversi  menumbangkan nengara yang sah dengan mengoorganasiir demontrasi ke kantor pemerintah. Untuk kawasan nasional Jakarta diordinasikan oeh Harman Siregar, aktivus mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia.

Demikianlah hubungan Melari Jakarta yang dikoordinir oleh Hariman Siregar dari kelompok Kedokteran UI beserta saya dan kawan-kawan di Pekanbaru Riau, yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Sadar Pekanbaru.

Mengakhiri artikel ini, kita mencatat bahwa hubungan Kelompok Pemuda Sadar dan Jakarta adalah hubugungan kesamaan idealisme, yaitu  idealis yang senafas dengan Tritura (tuntutan rakyat) yang ingin Indonesia menjadi negara yang maju.

Namun penguasa saat itu telah mengartikan salah terhadap tuntutan yang disampaikan. Kampus UI adalah saksi penyelewengan yang semula adalah kampus Ore Baru yang nota bene untuk kepentingan rakyat. Ternyata dalam kenyataannya bukan. Ini menjadi suatu pelajaran berharga yang perlu kita ambil.

Jakarta 22 Januari 2023

*) Masud HMN adalah Dosen Paskasarjana Universitas Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

 



Tulis Komentar