Sertifikat Warisan Budaya Takbenda

Riau Terima Penghargaan di Bidang Kebudayaan

Kadis Kebudayaan Provinsi Riau R Yoserizal Zen ketika menerima penghargaan di Bidang Kebudayaan, Kemendikbud di Jakarta Senin (15/3/2021)

JAKARTA  (ANEWS) – Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau R. Yoserizal Zen menerima penghargaan di bidang kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Penghargaan yang diberikan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan berupa sepuluh sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Bertempat di Hotel Millenium Sirih Jakarta Pusat hari ini, Senin (15/03/2021), penyerahan sertifikat WBTb tersebut disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Fitra Arda.

Prosesi penyerahan dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Pemangku Kepentingan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2021. 

Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1044/P/2020 Tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahhun 2020, sepuluh karya budaya dari Provinsi Riau sah dan diakui secara nasional. Dengan demikian telah lima puluh satu WBTb dari Provinsi Riau bersertifikasi Indonesia. 

Diketahui sebelumnya bahwa sebanyak seratus lima puluh tiga sertifikat karya budaya dari berbagai provinsi yang ditetapkan menjadi WBTb Indonesia tahun 2020 mengalami keterlambatan untuk diterbitkan dan diserahkan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena situasi pandemi yang berpengaruh terhadap proses dan tahapan prosedur sertifikasi. 

“Sebelumnya kita mempunyai acara khusus untuk penyerahan sertifikat, tetapi karena situasi pandemi maka kita tidak bisa melakukan hal yang sama,” ungkap Fitra.

Namun disamping penyerahan sertifikat yang paling terpenting adalah bagaimana komitmen setelah itu oleh penerima sertifikat. Sebab hingga tahun ini seperti disebutkan oleh Fitra bahwa jumlah yang sudah ditetapkan sebanyak 1239 WBTb. 

R. Yoserizal Zen yang hadir didampingi Kepala Bidang Pelestarian Adat dan Nilai Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dalam pertemuan yang ditaja Kemendikbud RI itu mengatakan, semakin banyak WBTb Provinsi Riau yang ditetapkan secara nasional bukan berarti tugas dan kerja kebudayaan masyarakat Riau sudah selesai atau semakin mudah. Justru bagaiamana upaya pelestarian yang dilakukan menjadi kekuatan baru agar semakin memperhatikan setiap karya budaya yang bernilai bagi masyarakat.

“Penetapan WBTb secara nasional bermakna adanya pengakuan dari pemerintah Indonesia terhadap karya budaya yang tersebar di daerah untuk dilakukan pelindungan. Tanggung jawab bersama ini tentu dimulai dari kesediaan dari masyarakat dan pemerintah setempat untuk kemudian berkomitmen melestarikan khasanah budayanya itu,” tegas Raja Yose.

Oleh karenanya menurut Raja Yose dalam setiap pengusulan penetapan WBTb pemerintah pusat selalu meminta komitmen daerah untuk menyatakan upaya peletarian yang sudah dan akan dilakukan sebagai memperhatikan karya budayanya masing-masing.  

“Sebab jika kondisi karya budaya setelah ditetapkan justru tidak terjadi peningkatan sesuai yang diharapkan, maka sertifikat pengakuan tersebut bisa saja dicabut. Kita berharap karya budaya Melayu Riau diusulkan ke UNESCO untuk menjadi WBTb dunia seperti pantun yang tahun 2020 ditetapkan sebagai WBTb dunia,”  sebut Raja Yose bermaksud mengingatkan.

Terkait hal tersebut Kemendikbud telah meminta laporan periodik WBTb yang sudah ditetapkan untuk memastikan kondisi WBTb terkait kondisinya sesuai yang diharapkan. Selain itu juga sekaligus melihat kembali peran pemerintah daerah, stakeholder, dan komunitas pendukungnya.

Berikut sepuluh karya budaya WBTb tahun 2020 Provinsi Riau yang mendapatkan sertifikat:

1. Gambus Selodang Siak

2. Tari Inai Pinggan Dua Belas (Rohil)

3. Togak Tonggol (Pelalawan)

4. Nolam (Kampar)

5. Tari Poang (Siak)

6. Gawai Gedang Talang Mamak (Inhu)

7. Syair Ibarat Khabar Kiamat (Inhil)

8. Upah-upah Rokan Hulu

9. Tari Zapin Pecah Dua Belas (Pelalawan)

10. Ma’awuo Danau Bokuok (Kampar). (rls/ZET)



Tulis Komentar