Opini

SMA Pintar “CELENGAN” SDM Kuantan Singingi (3)

Oleh: Sahabat Jang Itam dan Tim

Tumbuh kembang SMA PINTAR Kabupaten Kuantan Singingi tak lepas dari sosok H. Sukarmis. Pada edisi sebelumnya diceritakan bagaimana kecintaan Sukarmis kepada SMA Pintar sehingga kami menulis Ada "Sukar" di SMA PINTAR.  Edisi kali ini kami menuangkan sisi tujuan pendirian SMA Pintar dalam mencetak SDM.

“BANYAK orang terkesima awal berdirinya Sekolah SMA PINTAR karena namanya unik. Orang terbiasa menyebut dengan Sekolah Unggul, Sekolah Plus, Sekolah Rujukan, Sekolah Teladan, dan atau Sekolah Binaan.

Ketika H. SUKARMIS memberi nama Sekolah Pintar ketercengangan itu Sukarmis menjawab dengan lugas , polos, dan pragmatis. Sukarmis ingin mendirikan sekolah ini untuk menjadi orang pintar tanpa pandang bulu.

Namun setelah sekolah ini berdiri dan beroperasional, semua orang menganguk-anggukkan kebenarannya. Orang terkagum-kagum dengan sebuah nama SMA PINTAR. Bangunannya yang eksotik, siapa pendirinya, dan tentu juga dengan manajemen pengelolanya yang profesional.”

----------

UNGKAPAN di atas disampaikan Kepala SMA Negeri Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan  Mudik, Kuantan Singingoi 1995-2002 Drs. Joyosman, M.M.  Datuk Oemar–gelar adat  Joyosman tak bermaksud memuji  Sukarmis. Ia hanya menyampaikan realitas dan pandanganya sebagai seorang yang puluhan tahun bergelut di dunia pendidikan – dunia yang sangat dicintainya.

“Soal pendidikan saya salut dengan pemikiran Sukarmis. Naluri dan instingnya kuat. Dia tak goyah ketika banyak orang ingin mengusulkan perubahan nama SMA Pintar menjadi sekolah unggul, plus, rujukan, teladan, insan cendikia, dan atau sekolah binaan. 

Menurut Joyosman konsistensi Sukarmis sebagai seorang pemimpin sangat kuat. Ibarat peribahasa sekali layar terkembang pantang surut ke belakang. Dalam kehidupan nyata, peribahasa ini dapat diartikan "Ketika suatu keputusan telah diambil, maka seharusnya tidak ada lagi keragu-raguan.” 

“Itulah yang saya lihat dari seorang Sukarmis sebagai seorang pemimpin. Konsisten dalam bersikap dan berbuat untuk memajukan dunia pendidikan di Kuantan Singingi,” ujar Joyosman. 

Menurut Joyosman orang boleh saja punya pandangan beda dengan dirinya. Namun, ia minta maaf jika ada yang menilainya “minta” perhatian dari Sukarmis. “Saya melihat apa adanya tanpa tendensi apapun,” ujarnya sambil tersenyum.

Sebuah senyuman penuh makna. Senyuman dari seorang guru yang selalu menilai sesuatu itu dari hati sanubari yang paling dalam, bukan berdasarkan retorika apalagi emosi. 

Memang ketika Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi mendirikan SMA Pintar, salah seorang tokoh pendidikan nasional asal  Kuantan Singingi  bertemu dengan Sukarmis. Kedua tokoh itu  berbual, berbagi pengalaman,  ide, dan masukan untuk kemajuan  pendidikan di Kuantan Singingi.

Dalam pembicaraan singkat layaknya kakak dan adik tersebut, sang tokoh kepada Sukarmis menyampaikan usulan. ”Ide adinda itu brilian sekali.  Ketika pemimpin di kabupaten/kota lain di Riau masih berpikir, adinda sudah memulai.”  

“Saya yakin suatu saat nanti ketika kabupaten/kota lain di Riau memulai,  dinda sudah menikmati hasilnya. Lanjutkan perjuangan dinda itu. Kami ada di belakangmu,” tambah tokoh tersebut.

Namun ada sebuah usulan kanda:  sebaikanya nama sekolah “PiINTAR”  tersebut dirubah menjadi sekolah “UNGGUL.” “Nama pintar itu belum familiar, dinda. Ubah sajalah dengan nama lain!”  pinta sang tokoh yang sengaja namanya tidak disebut dalam tulisan ini. Tak sedap, lagi pula tokoh tersebut sudah tiada.

Sukarmis hanya menjawab singkat. “Saya terlanjur cinta dengan nama (Pintar) tersebut.  Terima kasih atas usulan itu.”  

Mereka lalu bersalaman dan menyatakan komitmen bersama  membantu mengembangkan SMA Pintar di Kuantan Singingi.

----------

SEMENTARA Kepala SMA Negeri Pintar,  Familus, S.Pd., M.Pd menyebut Sukarmis selalu berpikir dan berbuat untuk kemajuan SMA Negeri Pintar dari dulu hingga sekarang. Sukarmis mengibaratkan SMA Negeri Pintar sebagai “celengan”  Sumber Daya Manusia (SDM) Kuantan Singingi. 

“Celengan…………..?” 

“Ya…….!” jawab   kandidat doctor dari  Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat ini singkat.

“Maksudnya?” 

Menurut Familus,  Sukarmis ingin menjadikan SMA Pintar sebagai salah satu “celengan” SDM Kuantan Singingi yang berkualitas dan berkomitmen di masa depan. “Manabung itu tak selama dalam bentuk uang, SDM juga perlu ditabung. Itulah yang dilakukan Sukarmis terhadap dunia pendidikan di Kuantan Singingii khususnya di SMA Negeri Pintar.” 

Ketika“celengan” itu dibuka bagaimana kini kiprah alumni SMA Negeri Pintar? 

Tunggu tulisan berikutnya. (bersambung)

 

Publishedby: Forum IKKS/IWAKUSI Indonesia

22  Juni 2023



Tulis Komentar