Sempena Milad ke-50 LAMR

Jaga Marwah Negeri, LAMR Gelar Gerakan 'Jaga Kampung'

Para tokoh LAMR ketika pencanangan 'Jaga Kampung' secara virtual, Selasa (9/6/2020). Pic.TAN/ANews

Pekanbaru (ANews) - Serangkaian helat milad ke-50, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar Gerakan Pencanangan Jaga Kampung secara virtual, Selasa (9/6/2020), bersama pengurus LAMR yang ada di kabupaten/kota di Riau dan Wakil Gubernur Riau Datuk Seri Timbalan Setia Amanah Edy Natar Nasution.

Di Balairung Tenas Efendi tampak Ketua Umum MKA LAMR Datuk Seri Al Azhar, Ketua Umum DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abu Bakar, dan pengurus LAMR lainnya duduk berselimput mengikuti Jaga Kampung. Sementara itu Wakil Gubernur Riau Datuk Seri Timbalan Setia Amanah Edy Natar Nasution menghadiri kegiatan ini dari ruang kerjanya di Jalan Sudirman. Helat ini diawali dengan kata elu-eluan Ketua Panitia Milad Setengah Abad LAMR Datuk Seri Taufik Ikram Jamil.

Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menyebutkan, Gerakan Jaga Kampung merupakan suatu frase, suatu ungkapan yang memperlihatkan adanya suatu daya upaya dengan keberadaan atau kemampuan sendiri untuk memartabatkan suatu kawasan yang amat dinamis dengan berbagai latar belakang. Latar belakangnya bukan saja material, tetapi juga spritual. 
Dipandang dari segi waktu, kata Datuk Taufik Ikram, bukan saja kini, tetapi dulu dan akan datang. Jadi, ungkapan gerakan jaga kampung itu, merupakan ativitas yang mendalam dan amat luas.

 Contohnya saja pengertian kampung itu sendiri.  Bagi orang Melayu, kata Datuk Taufik Ikram, kampung bukan saja menunjukkan demografi, tetapi juga segala sesuatu yang membentuk adanya keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hanya sebutan kampung yang memiliki hubungan antarwaktu, bahkan antar ruang, antara emosional dan logika, dibandingkan sebutan untuk pemukiman Melayu lainnya. Makanya orang Melayu tidak menyebut akhirat sebagai kota atau bandar akhirat, tetapi kampung akhirat, misalnya.

"Jadi, kampung adalah konsep kultural yang mengandung nilai-nilai multidimensional, bukan sekedar masalah tempat," ungkap Datuk Taufik Ikram.
Usai ketua panitia menyampaikan kata sambutan, masing-masing pengurus LAMR daerah menyampaikan tanggapan mereka secara virtual. Ketua LAMR Kuansing Datuk Pebri Mahmud dalam virtual itu mengatakan, situasi saat ini tidak saja masalah Covid-19 tapi juga ada hal lainnya yang bersangkutan dengan hak adat masyarakat. 

"Kita tidak mau ada orang yang seenaknya mengambil hak adat kita, karenanya kami sangat mengapresiasi kegiatan Jaga Kampung ini. Sehingga adat kita tetap terjaga," kata Febri.

Ketua Umum LAMR Kabupaten Kepuluan Meranti Muzamil Baharudin mengatakan, persoalan yang dihadapi Meranti sejak dulu, daerah ini menjadi tempat keluar-masuknya TKI illegal karena letak geografisnya. 

"Meranti adalah wajah negara ini, karena merupakan pulau terluar namun Meranti hingga saat ini masih tercatat sebagai daerah termiskin," ungkap Muzamil.

Menjaga Kampung, sambung Muzamil, kita sangat sepakat terutama menjaga keaamanan kampung, apalagi Meranti daerah pulau yang seharusnya menjadi perhatian khusus bagi semua pihak. 

"Dengan letak geografis Meranti berbagai hal terjadi, sehingga hal ini menjadi tugas kami untuk menjaga marwah Melayu. Terkait hal itu, kita sudah membuat helat berupa Bele Kampung yang tujuannya tidak saja menjaga kampung dari wabah tapi juga menjaga keamanan bahkan berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat," ucap Muzamil.

"Kita sangat sepakat dengan Gerakan Jaga Kampung ini, dan hal ini tidak saja menjaga hal hak adat, tidak saja menjaga diri dari wabah Covid-19, namun juga terhadap keamanan yang saat ini kita ketahui bahwa narkoba sudah sangat merasuk hingga ke kampung-kampung," kata Ketua LAMR Pelalawan Zulmizan. TAN



Tulis Komentar